Suatu waktu ketika Ustadz Armen memberikan kajian tentang riya’, ada pertanyaan sbb:
“Ustadz, bila di lingkungan kita rata-rata berbicara sering dilakukan perihal hal-hal yang bersifat duniawi, yang condong atau yang cenderung ke arah yang tidak bermanfaat, bagaimanakah sebaiknya sikap kita? Apakah diamnya kita juga bisa disebutkan riya?
Maka Ustadz menjawab sebagai berikut:
Masalah riya’ tidak ada yang tahu. Diri kita dengan Allah yang tahu. Orang tidak bisa menghukumnya. Nah, hal ini sebagusnya tanyakan diri sendiri, kalau seandainya saya berbicara saat ini, kira-kira saya riya atau tidak? Kalau seandainya riya’, diamlah. Kalau seandainya kita merasa berdiam diri kita itu riya’, berbicaralah waktu itu.
Pernah pula seorang pemuda sharing bahwa ia kadangkala khawatir melakukan riya’ jika melakukan perbuatan baik. Maka pemuda tersebut diberi gambaran bahwa perlunya berhati-hati pada sikapnya agar tidak terjebak pada perbuatan riya’. Lalu ditambahkan bahwa selain itu, ia juga perlu berhati-hati apakah memang yakin riya’, karena setan bisa juga memberikan keragu-raguan pada manusia dengan tujuan mencegah manusia untuk berbuat kebaikan.
Akhirnya hanya kepada Allah kita memohon petunjuk dan ampunan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar